GOAL CONGRUENCE
Goal
congruence merupakan keselarasan antara tindakan-tindakan individu untuk meraih
tujuan-tujuan pribadi guna membantu pencapaian tujuan organisasi. Istilah
goal congruence (keselarasan tujuan) diterapkan
pada sebuah organisasi untuk
memastikan bahwa semua operasi dan
kegiatan ditetapkan dalam mendukung tujuan organisasi. Ini berarti bahwa organisasi
akan meninjau semua operasi dan kegiatan untuk
memastikan bahwa tidak satupun dari mereka (orang-operasi dan kegiatan)
bekerja dengan cara yang membatasi atau menghambat
kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuannya, apa pun bentuknya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Goal
Congruence
A. Faktor Informal
A. Faktor Informal
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal, yaitu norma-norma
mengenai perilaku yang diharapkan terjadi dalam masyarakat (dan organisasi
merupakan bagian dari masyarakat). Faktor –faktor eksternal yang mempengaruhi
goal congruence adalah etos kerja dan norma spesifik sesuai industri.
·
Etos kerja merupakan loyalitas seseorang terhadap
organisasi, serta keuletan, semangat dan kebanggan yang dimiliki dalam
menjalankan tugas.
2. Faktor Internal
Faktor- faktor internal yang mempengaruhi goal
congruence adalah budaya, gaya manajemen, hubungan informal dalam organisasi
serta persepsi dan komunikasi.
·
Budaya dalam organisasi meliputi keyakinan bersama,
nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang
secara implisit diterima dan secara eksplisit diterapkan pada seluruh jajaran organisasi.
Budaya sangat dipengaruhi oleh personalitas dan kebijakan manajer.
·
Gaya manajemen memiliki dampak yang paling kuat
terhadap pengendalian manajemen, karena sikap bawahan merupakan cerminan sikap
atasannya.
·
Hubungan informal juga dibutuhkan, meskipun hubungan
formal telah ditetapkan.
·
Cara-cara untuk mencapai tujuan organisasi juga harus
dikomunikasikan dengan baik dan pesan-pesan yang disampaikan diharapkan dapat
diinterpretasikan dengan makna yang sama.
B. Faktor Formal
- Aturan
Aturan-aturan merupakan seperangkat
tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian (termasuk instruksi
tentang jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan dan
tuntunan-tuntunan etis). Aturan-aturan dapat berisi hal-hal yang sederhana sampai
yang rumit, pedoman kerja yang ketat sampai fleksibel maupun tindakan positif
(pelarangan tindakan negatif). Dan jenis-jenis aturan dapat berupa :
·
Pengendalian fisik terhadap semua aktiva organisasi.
·
Panduan manual yang ditinjau secara berkala.
·
Pengamanan terhadap sistem informasi.
·
Sistem pengendalian tugas.
2. SPM (Sistem Pengendalian Manajemen)
SPM
adalah suatu alat dari alat-alat lainnya untuk mengimplementasikan strategi
yang berfungsi untuk memotivasi anggota-anggota organisasi guna mencapai tujuan
organisai.
Proses
pengendalian manajemen diawali dengan perencanaan strategis (sesuai tujuan dan
strategi organisasi), penyusunan anggaran, pelaksanaan rencana (kinerja aktual,
sesuai dengan aturan organisasi), pelaporan hasil kinerja dan evaluasi hasil
kinerja.
KONTROLER
Kontroler adalah individu yang bertanggung
jawab untuk merancang dan mengoperasikan Sistem Pengendalian
Manajemen. Dan kontroler ini berfungsi untuk:
- Merancang dan mengoperasikan informasi serta
sistem pengendalian.
- Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan
keuangan (termasuk pajak) kepada pemegang saham dan pihak-pihak eksternal
lainnya.
- Menyiapkan, menganalisis dan meninterpretasikan
laporan kinerja; menganalisis program dan proposal anggaran, serta
mengkonsolidasikannya dalam anggaran tahunan.
- Melakukan supervisi audit internal dan audit
operasional, mencatat prosedur pengendalian yang menjamin validitas
informasi serta menetapkan tingkat keamanan yang memadai terhadap
kecurangan.
- Mengembangkan personil dalam organisasi
pengendali dan terlibat dalam pelatihan yang berkaitan dengan fungsi
pengendalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar